Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi komponen-komponen karena pembiasan. Komponen-komponen warna yang terbentuk yaitu merah,jingga,kuning,hijau,bitu,nila, dan ungu. Dispersi terjadi akibat adanya perbedaan deviasi untuk setiap panjang gelombang, yang disebabkan oleh perbedaan kelajuan masing-masing gelombang pada saat melewati medium pembias.
Suatu tetes hujan memiliki bentuk dan konsistensi yang
berbeda dari prisma kaca, tapi itu mempengaruhi cahaya dengan cara yang sama.
Ketika sinar matahari putih menerobos kumpulan rintik hujan pada sudut yang
cukup rendah, Anda dapat melihat warna komponen merah, oranye, kuning, hijau,
biru, nila dan ungu – sebuah pelangi. Untuk mudahnya, kita hanya akan melihat warna
merah dan ungu, warna cahaya di ujung spektrum cahaya tampak.
Gambar di bawah menunjukkan apa yang terjadi ketika
sinar matahari menerobos satu tetes air hujan.
Gambar Proses Terjadinya Pelangi: Ketika sinar matahari
menerobos satu tetes air hujan.
Ketika cahaya putih melewati dari udara ke dalam
setetes air, warna komponen cahaya melambat ke kecepatan yang berbeda
tergantung pada frekuensi mereka. Sinar ungu berbelok pada sudut yang relatif
tajam ketika memasuki tetes air hujan itu. Pada sisi kanan dari tetesan,
beberapa cahaya menembus kembali ke udara, dan sisanya dipantulkan ke belakang.
Beberapa cahaya yang dipantulkan lewat dari sisi kiri tetesan, berbelok saat ia
bergerak ke udara lagi.
Dengan cara ini, setiap tetes hujan mendispersikan
sinar matahari putih menjadi warna komponennya. Jadi mengapa saat kita melihat
pita warna yang lebar, seolah-olah setiap area hujan yang berbeda
mendispersikan hanya satu warna saja? Karena kita hanya melihat satu warna dari
setiap tetes hujan. Anda dapat melihat bagaimana proses terjadinya dalam pada
gambar dibawah ini.
Gambar Proses Terjadinya Pelangi: Ketika sinar matahari
menerobos satu tetes air hujan.
Ketika tetesan air hujan A mendispersikan cahaya,
hanya cahaya merah di sudut yang tepat yang memantul persis ke arah mata kita.
Cahaya warna lainnya keluar atau memantul dari sudut yang lebih rendah,
sehingga arah pantulan tidak tepat ke arah mata kita. Sinar matahari akan
menerabas semua tetesan air hujan disekitarnya dengan cara yang sama seperti
yang dijelaskan di atas, sehingga mereka semua akan memantulkan cahaya merah ke
pengamat.
Tetesan air hujan B jauh lebih rendah di langit,
sehingga tidak memantulkan cahaya merah ke mata kita. Pada akhirnya, cahaya
ungu keluar pada sudut yang benar untuk memantul ke arah mata kita. Semua tetes
air hujan disekitar tetes air hujan B memantulkan cahaya dengan cara yang sama.
Tetesan air hujan antara A dan B semua memantulkan warna cahaya yang berbeda ke
arah mata pengamat, sehingga pengamat melihat spektrum penuh warna. Jika Anda
naik di atas hujan, Anda akan melihat pelangi sebagai lingkaran penuh, karena
cahaya akan memantul kembali dari segala penjuru dimana kamu berada. Di darat,
kita melihat busur pelangi yang terlihat di atas cakrawala.
Kadang-kadang Anda bisa melihat pelangi ganda — satu
pelangi dengan warna tajam dan satu pelangi redup di atasnya. Pelangi redup
diproduksi dengan cara yang sama seperti pelangi dengan warna tajam, tapi
cahaya tersebut bukan dipantulkan sekali di dalam tetes hujan, melainkan
dipantulkan dua kali. Sebagai hasil dari refleksi ganda ini, cahaya keluar dari
tetes air hujan pada sudut yang berbeda, jadi kita melihat pelangi tersebut
lebih tinggi. Jika Anda perhatikan dengan teliti, Anda akan melihat bahwa warna
di dalam pelangi kedua akan berada dalam urutan terbalik dari pelangi utama.
Nah, itulah semua hal bagaimana proses terjadinya pelangi. Cahaya dan air saling berkombinasi dengan cara yang tepat untuk melukiskan gambaran alam yang indah
http://www.ekorahayu.com/proses-terjadinya-pelangi.html
http://yandjaya29.blogspot.co.id/2013/06/dispersi- cahaya.html
http://sudut-buku.blogspot.co.id/2012/02/dispersi-cahaya-dan-terjadinya pelangi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar